APLIKASI
ENZIM PAPAIN DAN BROMELIN PADA PROSES PENGEMPUKAN DAGING
Euis Lise
Indahsari (1307636), Trimelia Regina (1304932), Yanni Handayani (1306681)
Program Studi Pendidikan Teknologi
Agroindustri,Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,Universitas Pendidikan
Indonesia
ABSTRACT
The
objective of this study was to determine the effect of adding papain enzyme
from papaya extract and bromelain enzyme from pineapple extract and immersion time
and temperature to texture and color quality of meat. Materials research was
meat, papaya and pineapple. The treatment were two different type of enzyme,
immersion time which is 30, 60 and 90 minutes and immersion temperature which
is 40C, 280C, and 400C. data were analysis by
descriptive analysis. Based on the result of this study concluded that the
addition of bromelain enzyme, immersion time 90 minutes and temperature 400C
produced the best texture quality of
meat.
Keywords:
papain enzyme, bromelain enzyme, meat, texture quality
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Mutu dan keamanan daging merupakan hal penting bagi
pengusaha maupun konsumen. Rendahnya mutu dan keamanan daging akan menimbulkan
masalah pemasaran kepada konsumen. Parameter mutu daging diantaranya yaitu
keempukan daging dan warna daging. Keempukan daging merupakan salah satu mutu
penting yang dapat dinyatakan dengan sifat mudah tidaknya dikunyah. Tingkat keempukan daging dipengaruhi oleh
struktur jaringan ikat pada daging. Daging dari hewan yang sudah tua memiliki
protein jaringan ikat atau jaringan ikatan silang yang semakin banyak
jumlahnya, sehingga daging tersebut akan bersifat alot.
Sebaliknya,
daging dari hewan yang lebih muda memiliki jaringan ikat yang labil terhadap
panas, sehingga ketika dimasak, jaringan ikat tersebut mudah putus dan menghasilkan
daging yang empuk. Beberapa perlakuan
atau teknologi telah dilakukan orang, antara lain dengan menggunakan pengempuk
daging (meat tenderizer) atau menggunakan enzim protease dari beberapa
jenis tanaman. Tanaman yang banyak digunakan untuk mengempukkan daging adalah
pepaya dan nenas. Hal ini disebabkan karena pepaya mengandung enzim protease
yang disebut papain, sedangkan nenas memiliki enzim bromelin (Setiati,dkk).
Enzim
adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai
katalis dan mampu mempercepat terjadinya proses reaksi tanpa habis bereaksi
dalam suatu reaksi kimia. Senyawa ini merupakan biokatalisator organik yang
dihasilkan oleh sel (Lehninger, 2008 dalam
Said, 2012). Enzim protease yang selama ini digunakan dalam bidang pangan
dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu tanaman, mikroba maupun hewan
tingkat tinggi (Chen dan Zall, 1986 dalam
Said, 2012).
Enzim
bromelin merupakan jenis enzim proteolitik yang berasal dari bahan
nabati yang dapat diekstrak dari buah nanas dan bermanfaat dalam mencerna
protein di dalam makanan dan menyiapkannya agar mudah diserap oleh tubuh. Salah
satu manfaat buah nanas yang telah banyak digunakan .
Papain
terkandung pada berbagai bagian tumbuhan pepaya, termasuk pada daunnya. Potensi
papain dalam daun pepaya ini perlu dieksplorasi lebih lanjut karena Indonesia
merupakan salah satu negara penghasil pepaya dengan produksi mencapai 200.000
ton per tahun. (Warsino, 2003 dalam
Zusfahair, 2014). Enzim papain dari papaya dapat digunakan untuk prose pengempukan
daging. Karena papain ini merupakan salah satu enzim proteolitik atau protease
yaitu enzim yang dapat menguraikan atau memecah rantai protein daging.
Warna
merupakan faktor yang utama menjadi pertimbangan konsumen dalam menilai suatu
produk pangan, terutama daging. Perbedaan warna daging disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi dari pigmen mioglobin dalam daging yang dapat
menghasilkan warna merah terang pada daging. Namun, jika daging terlalu lama
terkena oksigen warna merah terang akan berubah menjadi coklat sehingga
menurunkan kualitas daging.
METODE PELAKSANAAN
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum aplikasi enzim papain dan
bromelin pada proses pengempukan daging dilaksanakan pada hari Kamis, 30 April 2015. Bertempat di
Laboratorium Kimia Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.
B. Alat dan bahan
Alat – alat yang digunakan pada praktikum
ini yaitu neraca digital, pisau, blender, kain saring, gelas piala, gelas ukur,
lemari pendingin, label, water bath, dan
baskom.
Bahan
– bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu buah papaya, buah nanas,
aquades, dan daging sapi.
C. Prosedur Kerja
1. Pembuatan
Ekstrak Pepaya
Menimbang
buah pepaya sebanyak 817 gram, kemudian menghaluskan dengan penambahan aquadest
sebanyak 1634 ml atau dengan perbandingan buah:aquades (1:2) dengan menggunakan
blender. Kemudian menyaring bubur buah sehingga diperoleh ekstrak buah pepaya.
2. Pembuatan
Ekstrak Nanas
Menimbang buah nanas sebanyak
517 gram, kemudian menghaluskan dengan penambahan aquadest sebanyak 1034 ml
atau dengan perbandingan buah:aquades (1:2) dengan menggunakan blender.
Kemudian menyaring bubur buah sehingga diperoleh ekstrak buah nanas.
3. Pengamatan
Proses Pengempukan Daging
Menyiapkan
daging sapi yang akan digunakan dengan terlebih dahulu dilakukan pencucian.
Kemudian memotong daging sapi hingga diperoleh jumlah daging yang akan
digunakan yaitu sebanyak 21 potong. Pemotongan daging dilakukan berdasarkan
ukuran dan bentuk yang sama.
Kemudian
menempatkan masing-masing potongan daging pada gelas piala yang sebelumnya
telah diberi label. Menuangkan masing-masing 40 ml ekstrak papaya dan ekstrak
nanas pada masing-masing gelas piala yang berisi daging. Kemudian meletakkan masing-masing gelas piala yang berisi daging
dan ekstrak buah pada lemari pendingin untuk pengamatan pada suhu dingin, pada
ruangan terbuka untuk pengamatan pada suhu ruang, dan water bath untuk pengamatan pada suhu pemanas. lalu amati tekstur dan warna daging sapi pada tiap suhu yang diamati pada
rentang waktu 30 menit, 60 menit, dan 90 menit.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Berikut
tabel hasil pengamatan praktikum aplikasi enzim papain dan bromelin dalam
pengempukan daging:
Enzim
|
Pengamatan
|
Suhu Almari Pendingin (40C)
|
Suhu ruang (280C)
|
Suhu Pemanasan (400C)
|
|||||||||
0
menit
|
30 menit
|
60 menit
|
90 menit
|
0 menit
|
30 menit
|
60 menit
|
90 menit
|
0
menit
|
30 menit
|
60 menit
|
90 menit
|
||
Papain
|
Tekstur
|
-
|
2
|
3
|
2
|
-
|
3
|
1
|
2
|
-
|
2
|
3
|
4
|
Warna
|
-
|
Dalam merah tua; luar merah tua
pudar
|
Merah keunguan
|
Merah pucat
|
-
|
Merah pucat
|
Merah pucat
|
Merah pucat
|
-
|
Merah pucat
|
Merah pucat
|
Merah pucat
|
|
Bromelin
|
Tekstur
|
-
|
2
|
3
|
4
|
-
|
2
|
3
|
4
|
-
|
2
|
3
|
4
|
Warna
|
-
|
Dalam merah; luar merah pucat
|
Dalam dan luar merah sangat pucat
|
Dalam merah; luar merah pucat
|
-
|
Merah pucat
|
Merah keunguan pucat
|
Merah keunguan
|
-
|
Merah pucat
|
Merah lebih pudat
|
Merah lebih pudar
|
|
Kontrol
|
Tekstur
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
3
|
Warna
|
merah
|
Merah
|
merah
|
Lebih merah
|
merah
|
merah
|
merah
|
merah
|
Merah pucat
|
Merah pucat
|
Merah pucat
|
Merah lebih pucat
|
Keterangan :
Parameter keempukan
tekstur
1 = sangat alot
2 = alot
3 = agak empuk
4 = empuk
5 = sangat empuk
Pembahasan
1.
Enzyme Commission (EC) Enzim Papain dan Bromelin
Enzim
adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai
katalis dan mampu mempercepat terjadinya proses reaksi tanpa habis bereaksi
dalam suatu reaksi kimia. Masing-masing enzim memiliki nama yang berbeda-beda. Maka
terdapat cara penamaan berbagai jenis enzim.
Prinsip umum yang diterapkan dalam
penamaan enzim yaitu: penamaan enzim terutama yang berakhiran –ase hanya
digunakan untuk enzim tunggal, dan tidak dapat digunakan pada system enzim yang
terdiri dari lebih dari satu enzim. Kedua, penamaan enzim dan klasifikasi enzim
berdasarkan pada reaksi katalisisnya. Reaksi katalisis ini dilihat berdasarkan
pada perubahan kimia yang dihasilkan dari proses reaksi katalisis tersebut.
Prinsip ketiga, penamaan enzim dan enzim diklasifikasikan menurut Enzyme Commission (EC) numbers. Untuk memudahkan penerapan
penamaan enzim dengan menggunakan EC numbers
maka enzim dibagi menjadi enam kelas utama sesuai dengan jenis reaksi
katalisisnya. Keenam klasifikasi enzim tersebut yaitu oksidoreduktase, transferase,
hydrolase, liase, isomerase, dan ligase.
Enzim bromelin
(EC 3.4.22.32) merupakan rantai protein
dengan ikatan glikosidik tunggal yang memiliki bobot molekul 24.5 kDa. Bromelin stabil pada suhu penyimpanan -20OC.
pH optimum untuk aktivitas bromelin yaitu 6-8,5, dan temperature optimum dari
enzim ini yaitu 50-60oC (Aehle, 2007). Enzim papain (EC 3.4.22.2)
merupakan enzim protease yang paling dikenal. Enzim ini pertama kali diisolasi
pada tahun 1879 dari buah papaya dan merupakan enzim protease pertama yang
ditentukan struktur kristalografinya. (Drenth et al., 1968 in Aehle, 2007).
2.
Daging
Tanpa Penambahan Enzim Papain dan Bromelin (Kontrol)
Berdasarkan
hasil pengamatan tekstur daging pada suhu dingin dan suhu ruang memiliki
tekstur yang alot, sedangkan pada suhu pemanasan tekstur daging menjadi
melunak. Hal ini disebabkan karena proses pemanasan mengakibatkan
terdenaturasinya protein yang terdapat dalam daging mengakibatkan tekstur
daging menjadi melunak.
3.
Pengaruh
Enzim Papain dan Bromelin Terhadap Pengempukan Daging
Berikut
tabel hasil pengamatan perbedaan penggunaan enzim papain dan bromelin tekstur
dan warna daging.
Keterangan
:
√
= kefektivan
Tabel
diatas menunjukkan efektivitas penggunaan enzim bromelin dan enzim papain terhadap
pengempukan daging dan perubahan warna daging. Dari kedua enzim yang digunakan
penggunaan enzim bromelin berpengaruh nyata terhadap pengempukan daging dan
perubahan warna daging dibandingkan dengan penggunaan enzim papain. Hal ini
ditunjukkan oleh terbentuknya keempukan daging paling baik dan warna daging
tetap merah di bagian dalam namun pucat di bagian luar, yaitu pada perendaman
dengan enzim bromelin pada pemanasan dengan suhu 400C selama 90
menit, hasil ini dapat dilihat juga di hasil pengamatan secara keseluruhan.
Perubahan
warna juga menunjukkan signifikansi penggunaan enzim bromelin sebagai katalis
pengempukan daging. Dimna warna daging menjadi salah satu faktor dalam
penerimaan konsumen.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum
dapat disimpulkan bahwa penggunaan enzim bromelin dan papain berpengaruh
terhadap pengempukan daging dimana lama waktu pengempukan daging berbanding
lurus dengan keempukan yang dihasilkan dan suhu optimal untuk pengempukan
daging adalah suhu pemanasan. Dari hasil itu dapat diambil kesimpulan bahwa
dengan penamabahan enzim bromelin dengan perendaman dalam suhu pemanasan 400C
selama 90 menit menghasilkan daging dengan nilai keempukan paling baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Aehle,
Wolfgang. 2007. Enzymes In Industry. Production and Applications Third,
Completely Revised Edition. Ebook. WILEY-VCH.
Akhdiat, Tedi. 2012. Penggunaan Enzim Papain Sebagai
Bahan Tenderizer Daging.
Herdyastuti,
Nuniek. 2006. Isolasi dan Karakterisasi Ekstrak Kasa Enzim Bromelin dari Batang
Nanas (Ananas comusus L.merr). Jurnal Berk. Penel. Hayati. Vol 12
(75-77). Jurusan Kimia-FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
Irfan Said, Muhammad. 2012. Isolasi Enzim Bromelin Dari Buah Nanas Serta Pengaruhnya Terhadap
Perubahan Struktur Jaringan Daging Sapi. Jurnal
AGRIPLUS. Vol. 22 No.01 ISSN 0854-0128.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar