STRESS !!!!
Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu
karena tekanan psikologis. biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik
tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka
penyakit fisik bila muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada
saat tersebut.
Stres berasal dari kata Perancis retrecir, berarti kesempitan, suatu penyempitan, atau faktor
pembatasan kekuatan. Jenis stres yang paling berbahaya-stres-negatif-umumnya
terjadi ketika anda memandang perubahan dan tekanan sebagai suatu beban serta
menanggapi peningkatan tuntutan sebagai ancaman. Anda merasakan frustasi atau
ketidakberdayaan, dan cenderung untuk menganggap diri sebagai korban dari
keadaan sekitar.
Pengulangan atau berlarutnya stres negatif dapat menyebabkan
berbagai reaksi kejiwaan yang kompleks, yang barangkali melibatkan lebih dari
1.500 perubahna kimia yang berbeda dalam otak dan tubuh. Hal itu bahkan dapat
membawa kita pada kelelahan energi mental dan fisik, serta melemahkan sistem
kekebalan tubuh.
Ketika anda dihadapkan pada kejadian yang menyebabkan stres,
kalau anda bereaksi secara negatif pada stres, pembawa pesan kimia otak, yang
dibawah otak anda akan memberi perintah pada kelenjar adrenal untuk
menghasilkan kortisol. Impuls saraf juga merangsang adrenalin untuk menghasilkan nonadrenalin dan adrenalin, yang
bergelombang memasuki aliran darah dan menyiagakan tubuh dengan merangsang
jutaan serabut saraf tertentu. Baik adrenalin dan kortisol membangkitkan
tekanan darah selama stres. Adrenalin meningkatkan kekentalan darah (elemen
pengumpalan darah), sementara kortisol meningkatkan jumlahnya, sehingga dapat
menyebabkan penggumpalan yang melekat pada dinding pembuluh nadi, membuatnya
menjadi sempit. Kelebihan adrenalin juga dapat mengerutkan dan memutuskan
serabut otot jantung, membuat jantung mudah diserang, dan oleh karenanya akan
melemahkan jantung. Kelebihan kortisol juga dapat membangkitkan kolesterol, yang
turt menyumbang pada pengerasaan pembuluh nadi.
Dalam suatu studi yang dilakukan di Harvard, ditemukan bahwa
orang yang kurang baik dalam menangani stres, berpotensi sakit empat kali lebih
besar dibanding mereka yang mampu menanggulangi stres secara terampil. Kesalahan
pengelolaan “stres negatif” memengaruhi sistem kekebalan tubuh, fungsi jantung,
tingkatan hormon, sistem saraf, ingatan dan pemikiran, koordinasi fisik, serta
tingkat metabolisme. Ini membangkitkan kolesterol darah, tekanan darah, dan
tingkat keasaman urine, juga meningkatkan risiko masuknya penyakit, termasuk
penyakit jantung, kanker, menurunya kekebalan tubuh, dan bahkan demam biasa. Selain
itu, stres negatif juga mempengaruhi sel-sel otak dan daerah-daerah
disekitarnya sehingga menyebabkan penuaan dini pada otak orang dewasa. Pemberondongan
hormon stres yang berkelanjutan pada otak menghancurkan penerima hormon
serebral dan melemahkan daerah otak yang mengendalikan hormon
adrenalin-glukokortisoid juga menghalangi masuknya glukosa ke dalam sel-sel
otak, karena itu membunuh mereka.
Anda yang sering mengalami stres patut waspada terhadap
kemampuan otak yang menurun. Pasalnya stres berlebihan akan membuat sel-sel
baru di otak mati. Demikian menurut hasil riset yang dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience di Inggris. Dalam
penelitian terhadap tikus percobaan, para ilmuwan dari Universitas Rosalind
Franklin, Inggris, menemukan adanya penurunan sel pada hippocampus, tepatnya di area otak yang berfungsi untuk proses
mengingat, belajar, dan emosi. Hippocampus
adalah bagian dari otak yang terdiri dari dua area yang akan terus
menumbuhkan sel-sel syaraf sepanjang hidup, baik pada manusia atau tikus.
Menurut tim peneliti, penurunan jumlah sel pada hippocampus ini terjadi karena depresi. Namun
matinya sel-sel ini tidak langsung terjadi pada saat seseorang mengalami stres
melainkan satu hari kemudian. Dalam risetnya, tim peneliti meletakkan tikus
kecil bersama dengan dua tikus dewasa dalam kandang selama 20 menit. Tikus dewasa
ini bersifat menguasia dan mengganggu si tikul kecil. Akibatnya, hormon stres
dalam tubuh tikus ini meningkat tujuh kali lipat dibandingkan dengan tikus yang
hanya berada di kandang sendirian.
Dari hasil analisa mikroskop terhadap jaringan otak diketahui
tingginya hormon stre menyebabkan kemampuan perkembangan sel baru di hippocampus berkurang. Hasil ini
sekaligus menyangkal teori sebelumnya yang menyatakan hormon stres akan
mengambakna pertumbuhan sel baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar